MENGKAJI TEORI STRUKTUR DALAM PUISI KENANGAN
KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
CITRA
PHILOSIA SOEHARTO
NIM : 1120717004
STKIP
PGRI PACITAN
PROGRAM
STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ABSTRAK
Kata Kunci: puisi, penyair,
struktur batin, struktur fisik.
Puisi adalah bagian
dari karya sastra yang dalamnya ada unsur-unsur seperti struktur fisik dan
batin yang semuanya itu merupakan hasil pemikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif. Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme
yang menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya terjalin secara
erat dan berhubungan antara satu dan lainnya. Analisis puisi haruslah memperhatikan
unsur-unsur pembentuk puisi baik struktur fisik maupun struktur batinnya. Struktur
fisik yang dimaksud antara lain : diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata
konkret, ritme dan rima. Sedangkan struktur batinnya meliputi : tema, nada,
rasa dan amanat.
Diksi merupakan pemilihan kata. Imajeri yaitu kata atau susunan kata yang dapat
menimbulkan khayalan. Bahasa figuratif adalah bahasa yang
tidak langsung dengan menggunakan lambang atau kata kiasan (majas). Kata konkret adalah kata nyata yang dapat menimbulkan suatu gambaran pembaca. Ritme merupakan pertentangan
bunyi yang mengalun dengan demikian membentuk suatu keindahan dalam puisi. Rima yaitu pengulangan bunyi yang menjadikan puisi lebih indah. Dari pengertian di atas merupakan struktur fisik puisi.
Struktur batin puisi memberikan pengertian singkat berikut ini. Tema adalah gagasan utama dari suatu
karya. Nada merupakan sikap penyair terhadap pembacanya. Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Amanat merupakan pesan / tujuan yang hendak disampaikan penyair
melalui puisinya.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis puisi dengan kajian teori struktur. Hasil analisis puisi “Kenangan” menunjukkan bahwa penyair meluapkan pikirannya dan perasaanya
dalam puisi dengan perwakilan perasaan seseorang. Peneliti
juga memberikan saran kepada pembaca agar mempelajari analisis
ini, dapat membedakan struktur fisik dan batin dalam puisi dan dapat menganalisis
puisi dengan struktur fisik dan batin dikemudian hari.
A.
Latar Belakang Masalah
Secara
etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang
artinya berati penciptaan. Sedangkan
kata poet dalam tradisi Yunani Kuno
berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada
dewa-dewa. Dia merupakan orang yang
berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, dan guru. Menurut
Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan Waluyo (1987:25) mengatakan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan
bahasa melalui pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Dengan demikian puisi adalah bagian dari karya sastra yang dalamnya ada
unsur-unsur seperti struktur fisik dan batin yang semuanya itu merupakan hasil
pemikiran dan perasaan penyair secara imajinatif. Struktur fisik yang dimaksud antara lain : diksi, imajeri, bahasa
figuratif, kata konkret, ritme dan rima. Sedangkan struktur batinnya meliputi :
tema, nada, rasa dan amanat. Dari unsur-unsur puisi di atas menjadi bahan acuan
artikel ini.
B.
Teori
Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme
yang menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya terjalin secara
erat dan berhubungan antara satu dan lainnya. Dalam penulisan puisi dengan
menggunakan teori strukturalisme maka kita harus memperhatikan unsur-unsur
puisi, karena kajian teori strukturalisme adalah unsur-unsur pembentuk karya
satra, dan pada kesempatan ini karya sastra yang di kaji adalah puisi. Penulisan puisi dengan berlandasan teori
strukturalisme berarti dalam penulisan puisi memperhatikan unsur-unsur
pembentuk puisi baik struktur
fisik maupun struktur batinnya.
1.
Struktur Fisik Puisi
Adapun struktur fisik puisi
dijelaskan sebagai berikut.
a.
Diksi, yaitu pilihan kata dalam
karya sastra. Disini penyair mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang
bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yanag dipakainya
benar-benar mendukung maksud puisinya. Diksi sering dihubung-hubungkan dengan
ciri khas seorang penyair atau ciri khas angkatan atau budaya tertentu.
b.
Imajeri, yaitu kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasakan, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
c.
Bahasa figuratif, yaitu bahasa
berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif juga disebut majas.
d.
Kata konkret, yaitu suatu kata yang
nyata untuk membangkitkan imajinasi pembaca sehingga pembaca dapat membayangkan
secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair.
e.
Ritme, yaitu pertentangan bunyi, tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang
mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan dalam
puisi.
f.
Rima, yaitu pengulangan bunyi dalam puisi yang menjadikan puisi lebih indah dengan
makna lebih kuat.
2.
Struktur Batin Puisi
Adapun struktur batin puisi akan
dijelaskan sebagai berikut.
a.
Tema/makna (sense), yaitu gagasan pokok yang diangkat atau dikemukakan penyair
dalam karangannya.
b.
Nada (tone), yaitu sikap
penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
c.
Rasa (feeling), yaitu sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
d.
Amanat, yaitu pesan / tujuan yang
hendak disampaikan penyair melalui puisinya.
C.
Hasil dan Pembahasan
Kenangan
/1/
Ia meletakkan kenangannya
dengan
sangat hati-hati
di laci meja
dan menguncinya
memasukkan
anak kunci ke saku celana
sebelum
berangkat ke sebuah kota
yang sudah
sangat lama hapus
dari peta
yang pernah digambarnya
pada suatu musim layang-layang
/2/
Tak didengarnya lagi
suara air
mulai mendidih
di laci yang
rapat terkunci
/3/
Ia telah meletakkan hidupnya
di antara
tanda petik
Sapardi
Djoko Damono
(Kolam, 2009)
1.
Struktur Fisik Puisi
a.
Diksi
di laci meja dan menguncinya
Sepenggalan puisi diatas
penyair menggunakan perlambangan laci meja untuk mewakili hati.
tak didengarnya lagi
Penggalan
puisi tersebut merupakan penyimpangan leksikal. Kata tak berasal dari kata tidak yang
mengalami penyederhanaan ucapan untuk mencapai keselarasan lagu dalam puisi dan
untuk keindahan puisi.
b.
Imajeri
suara air mulai mendidih
Penggalan puisi diatas
termasuk citraan pendengaran. Selain itu ada citraan gerak seperti kata
meletakkan dan menguncinya.
c.
Bahasa figuratif
Untuk
menggambarkan masa lalu yang tak ingin diungkit-ungkit penyair menggunakan
majas personifikasi seperti penggalan puisi dibawah ini :
Ia meletakkan kenangannya
dengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
d.
Kata konkret
Dalam puisi
“Kenangan” penyair menggunakan kalimat ia telah meletakkan hidupnya di antara tanda petik untuk menggarisbawahi tidak ingin lagi mengingat kenangan masa lalu.
Penggambaran ini lebih konkret daripada hanya menggunakan kalimat ia telah meletakkan hidupnya di antara kejelasan.
e.
Ritme
Ritme puisi
“Kenangan” lebih menekan nada rendah dan tempo yang lambat dengan suatu maksud
menggambarkan perasaan sedih.
f.
Rima
Dalam puisi
di atas keseluruhan menggunakan rima patah, contohnya pada bait pertama a, i,
a, a, a, s, a, g.
2.
Struktur Batin Puisi
a.
Tema/makna (sense)
Dalam puisi
“Kenangan” penyair menggambarkan tentang masa lalu yang tak ingin terkuak lagi
atau masa lalu yang terkubur.
Terlihat
lewat penggalan puisi di bawah ini :
ia meletakkan kenangannya
dengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
memasukkan anak kunci ke saku celana
b.
Nada (tone)
Sikap
penyair kepada pembaca adalah acuh tak acuh artinya penyair hanya bercerita
saja tanpa ada maksud menggurui atau memarahi pembaca.
c.
Rasa (feeling)
Tak didengarnya lagi
suara air mulai mendidih
di laci yang rapat terkunci
Ia telah meletakkan hidupnya
di antara tanda petik
Dari
penggalan puisi di atas tersirat adanya kenangan yang ingin membayang-bayangi.
Jadi sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran dalam puisi tersebut adalah mengubur
kenangan masa lalu.
d.
Amanat
Dalam puisi
“Kenangan” penyair mengisyaratkan bahwa masa lalu yang tidak penting tidak
perlu diingat-ingat kembali.
D.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam
mengkaji puisi yang berjudul “Kenangan” karya Sapardi Djoko Damono, maka dapat
simpulkan bahwa puisi tersebut bertemakan “Masa Lalu Terkubur”. Penyair
meluapkan pikirannya dan perasaanya dalam puisi dengan perwakilan perasaan
seseorang. Di dalam puisi tersebut terdapat struktur fisik seperti diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret,
ritme, rima dan struktur batin yakni tema, nada, rasa, amanat.
Dengan adanya pembahasan ini kami menyarankan kepada
pembaca :
1.
Agar mempelajari analisis ini.
2.
Dapat membedakan struktur fisik dan batin dalam
puisi.
3.
Dapat menganalisis puisi dengan struktur fisik
dan batin dikemudian hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Pradopo, Rachmat
Djoko. 1990. Pengkajian Puisi, Analisis
Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotika. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Grasindo.
Waluyo,
Herman J.2002. Apresiasi Puisi. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar