Seputar Sosiolinguistik
Oleh : Citra Philosia Soeharto
1. Fishman
mengistilahkan sosiolinguistik dengan “...study of who speak what language to
whom and when.” Jelaskan !
Jawab :
“study of who speak what language to whom and when” jika diartikan dalam bahasa
Indonesia adalah “studi yang berbicara mengenai bahasa apa kepada siapa dan
kapan”. Dari istilah yang dimaksudkan bahwa bahasa sebagai objek
sosiolinguistik yang merupakan sistem tanda arbiter yang dipakai manusia,
dengan tujuan berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan bahasa
yang tepat dalam latar yang berbeda. Penggunaan bahasa seseorang tentunya akan
dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu status sosial, tingkat pendidikan, umur,
jenis kelamin, tingkat ekonomi.
Sosiolinguistik menempatkan
kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakainya di dalam masyarakat. Hal
itu berarti bahwa sosiolinguistik memandang bahasa pertama sebagai sistem
sosial dan sistem komunikasi yang merupakan bagian dari masyarakat dan
kebudayaan. Bahasa mempunyai kaitan yang erat dalam proses komunikasi, karena
peristiwa komunikasi selalu melibatkan bahasa. Pada hakikatnya komunikasi yaitu
proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima. Untuk itu dalam
berkomunikasi sebaiknya menggunakan bahasa yang efektif yang sesuai dengan
lingkungan dimana bahasa itu digunakan. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan antara lain : a) orang yang berbicara, b) orang yang diajak
bicara, c) situasi pembicaraan apakah formal atau nonformal, dan d) masalah
atau topik yang dibicarakan.
2. Apa yang
melatarbelakangi munculnya sosiolinguistik ? Jelaskan !
Jawab : Sosiolinguistik lahir karena ketidakpuasan
ahli bahasa linguistik struktual yang hanya mengkaji bahasa dari segi
strukturalnya dengan mengabaikan faktor sosial dalam analisisnya.
Sosiolinguistik termasuk makrolinguistik yang bersifat eksternal. Oleh karena
itu, kajiannya mengarah pada hubungan bahasa
dengan faktor - faktor di luar bahasa diantaranya : a) Masyarakat bahasa. Kata masyarakat biasanya diartikan sebagai
sekelompok orang yang merasa sebangsa, seketurunan, sewilayah tempat tinggal,
atau yang mempunyai kepentingan sosial yang sama. Karena titik berat pengertian
masyarakat bahasa pada “merasa menggunakan bahasa yang sama”, sehingga patokan
linguistik umum mengenai bahasa menjadi longgar.
b) Variasi dan Status Sosial
Bahasa. Bahasa bervariasi karena anggota masyarakat penutur bahasa itu sangat
beragam, dan bahasa itu sendiri digunakan untuk keperluan yang beragam-ragam
pula. Dalam beberapa masyarakat tertentu ada semacam kesepakatan untuk
membedakan adanya dua macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan status
pemakaiannya. Variasi tinggi digunakan dalam situasi resmi, sedangkan variasi
rendah dipelajari langsung oleh masyarakat umum.
c) Kontak Bahasa. Dalam masyarakat biasa terjadi komunikasi
antara satu sama lain. Kefasihan seseoarng untuk menggunakan dua bahasa sangat
tergantung pada adanya kesempatan untuk menggunakan kedua bahasa itu.
d) Bahasa dan Budaya. Bahasa mempengaruhi kebudayaan atau mempengaruhi cara berpikir dan
bertindak anggota masyarakat penuturnya. Jadi, bahasa menguasai cara berpikir
dan bertindak manusia. Karena bahasa merupakan fenomena yang tidak
dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan
itu sangat luas.
3. Seorang peneliti
dalam bidang sosiolinguistik harus dapat membedakan “bahasa sebagaimana adanya”
dan “bahasa sebagaimana seharusnya.” Jelaskan !
Jawab : “Bahasa sebagaimana adanya” hal tersebut
mengarah pada keadaan bahasa yang berupa lambang bunyi yang telah disepakati
oleh pengguna bahasa. Pada kenyataannya bahasa itu lahir sebagai sistem dan
lambang yang berupa bunyi, yang bermakna, arbitrer, konvesional, produktif,
unik, universal, dinamis, bervariasi dan manusiawi. “Bahasa sebagaimana adanya”
pada umumnya bahasa tersebut dikuasai oleh masyarakat dan sering terjadi
kesalahan pada penulisannya. Seperti penulisan kata [apotik], [bis], dan
[trek]. Hal itu disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang bahasa.
“Bahasa sebagaimana seharusnya mengacu pada
kaidah bahasa. Kaidah bahasa baku yang konsisten dan eksplisit biasanya dipakai
oleh seorang peneliti. Seorang peneliti akan menggunakan bahasa dengan baik dan
benar. Seperti penggunaan [apotek],
[bus], dan [truk] yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
4. Berdasarkan
verbal repertoire, anda tergolong dalam masyarakat monolingual, bilingual, atau
multilingual ? Jelaskan !
Jawab
: Saya termasuk masyarakat bilingual. Penguasaan bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa yang sama baiknya. Penguasaan dua bahasa itu sering saya gunakan dalam
kegiatan resmi seperti perkulihan, seminar dan rapat dalam organisasi dengan
pemakaian bahasa Indonesia. Bahasa Jawa digunakan saat keadaan santai seperti
berkomunikasi dengan teman, tetangga bahkan keluarga.
5. Temukan fenomena
bahasa disekitar anda (Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa), kemudian analisislah
secara singkat !
Jawab :
Bahasa lahir atas kesepakatan simbol atau lambang oleh masyarakat. Pemerolehan
bahasa awalnya akan tergantung pada orangtua. Selanjutnya si anak akan
mendapatkan bahasa lain seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada
tingkat sekolah. Bagaimana penguasaan bahasa orangtua akan diajarkan kepada
anaknya, hal ini tentunya bahasa anak akan dipengaruhi oleh baik dan benarnya
bahasa orangtuanya. Seperti keadaan disekitar saya, orangtua mengajarkan bahasa
Jawa kepada anaknya seperti inggih,
mboten, matur suwun. Namun bahasa Jawa yang diajarkan hanya sebatas itu
saja. Bahasa Indonesia mendominasi penggunaannya tetapi bahasa yang dipakai
tidak sesuai dengan kaidahnya. Misalnya pada pelafalan kata [cantik] menjadi
[santik], [cium] menjadi [sium], [cecak] menjadi [secak], [cinta] menjadi
[sinta], dll. Sehingga anak menirukan apa yang diajarkan oleh orangtuanya.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar